Sentroclub’s Weblog

hidup hanya sekali sebentar lagi mati

DEBAT TERBUKA: Wahabi vs LBM PC NU Jember

SURABAYADirektur pasca sarjana IAIN Sunan ampel dalam sambutan seminar pada Rabu, 12 Maret 2008 menyebut bahwa seminar ini diberi nama Wahabi versus NU oleh anak-anak. Seharusnya tidak demikian, karena hal tersebut kurang baik.

Prof. Zahra merasa kecewa dengan ketidakhadiran tokoh Salafi Wahabi yang menantang orang NU dengan buku “Mantan Kiai NU Mengugat Sholawat dan Dzikir Syirik” [Mahrus Ali].

Namun Prof. Zahra merasa sangat kecewa dikarenakan pihak pengarang buku tidak mau datang. “Kalau alasan tidak datang masalah keamanan. Maka yang paling tersinggung adalah saya,” demikian keluhnya. “Di sini saya jamin kemanannya. Ini tempat ilmiah. Tidak akan ada masalah yang dikhawatirkan tentang keamanannya. Mengapa harus takut,” tambahnya

Walau demikian, pihak pasca sarjana tetap menghadirkan orang yang telah memberikan kata pengantar buku tersebut yakni Ust. Mu’ammal Hamidy, Ketua PW Muhammadiyah Jatim. Ust. Mu’ammal Hamidy ini ditengarai sebagai Wahabi senior, karena umur sudah kepala enam.

KH. Mu’ammal Hamidy berkenan hadir dalam debat terbuka yang digelar di ruang Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel, Surabaya – Jawa Timur, Rabu beberapa hari yg lalu.

Namun semua audient seminar dibuat kecewa dengan pernyataan Ust. Mu’ammal Hamidy, yang menyatakan bahwa dia mengakui jika dirinya tak paham dan tak menguasai masalah. “Saya tidak kenal dan tak pernah bertemu dengan Mahrus Ali. Jujur. saya juga belum keseluruhan membaca buku tersebut,” demikian tuturnya saat mengawali debatnya. Padahal dalam kata pengantarnya, Ust. Mu’ammal Hamidy menyatakan telah menelaah dan mengkaji isi buku tersebut!.

Kemudian dia menjelaskan bahwa tawassul (berdoa melalui perantara) merupakan perbuatan syirik (menyekutukan Allah). Nah saat dihujani pertanyaan dari penulis buku bantahan yang berjudul membongkar kesalahan buku Mahrus Ali tersebut yaitu KH. Abdullah Syamsul Arifin, Ketua Tim Lembaga Bahtsul Matsail (LBM) Pengurus Cabang NU Jember-Jatim; Ust. Muammal Hamidy mengaku salah, khilaf, dan hal itu semata hanya ijtihad pribadinya.

Ust. Muammal Hamidy yang pernah belajar Jami’ah Islamiyah, Madinah – Arab Saudi itu akhirnya kewalahan serta tidak bisa menjawab semua pokok pertanyaan dari Ketua LBM PC NU Jember itu.

Karena Ust. Muammal Hamidy menyerah, maka oleh Abdul Basith, pemandu acara tersebut, akhirnya debat terbuka tersebut dihentikan di tengah jalan.

Tentu para hadlirin menganggap para Salafi Wahabi merupakan orang-orang picik, lari dari keilmiahan. Tak berani adu argument. mereka hanya menyalahkan tanpa dasar-dasar yang kuat. Hanya mengekor dan mbebek pada paham dan imam-imam mereka saja [rid/pm

April 14, 2008 - Posted by | agama

2 Comments »

  1. kita sebagai orang yg sama-sama mencari kebenaran didunia ini semestinya tidak truth claim, menganggap dirinya pasti benar sedangkan yg lain dianggap sesat, bodoh, dlsb. kelihatan sekali ketika debat terbuka di IAIN Sunan Ampel seorang Mu’ammal Hamidy kewalahan menanggapi pertanyaan2 dari Lembaaga Bahtsul Matsail Pengurus CABANG Jember. malu-maluin tu, palagi yg nulis ga berani datang !!..

    Comment by sentroclub | April 14, 2008 | Reply

  2. Sering kali saya menjawab keterangan di atas untuk mematikan hujjahnya tapi pemilik blok ini berhati picik , hianat , penipu , menyimpan kebenaran , kelak di akhirat di kumpulkan dengan para pendusta demi states sosial dan nama . Nauudzu billah

    Comment by Aiman | May 21, 2009 | Reply


Leave a reply to sentroclub Cancel reply